Kumpulan Puisi Islam | Pekabaran - Mohammad Diponegoro

Bookmark and Share
Pekabaran

Tentang apa mereka saling bertanya?
Saling bertanya tentang datangnya kabar wigati
Tentang kabar mereka masih sih-selisih
O, mereka nanti bakal mengerti sendiri
Pasti mereka bakal mengerti sendiri
Tidakkah Kami jadikan bumi tempat berpijak
Dan gunung terhunjam jadi pasak-pasak
Dan kalian pasangan joli-sejoli
Dan waktu tidurmu tempat kalian berhenti
Dan malam-malam terbebar jadi pakaian gebar
Dan siang-siang terang jadi ruang kehidupan
Dan Kami susun kokoh di atasmu langit lapis tujuh
Dan senyala dian berbinar-binar
Dari awan Kami ruahkan air berlimpah
Lalu Kami bersilkan ji-bijian dan buh-tumbuhan
Dan kebun-kebun yang subur merimbun?

Benarlah Hari Keputusan sudah pasti akan datang
Bila nafiri ditiup dan kalian datang berbondongan
Dan langit terbuka jadi pintu-pintu ternganga
Dan gunung berlalangan menjadi bayang-bayang
Benarlah Jahanam sudah terbuka menanti
Para pelanggar batas untuk pulang kembali
Tetahunan mereka di dalamnya jadi penghuni
Tiada mengecap sejuk atau mencicip minum
Kecuali air mendidih dan getah daging
Suatu pembalasan atas dosa yang sebanding
Mereka tidak takut pada Hari Perhitungan
Mendustakan ayat Kami dengan dusta bukan kepalang
Lalu Kami rekam setiap perkara dalam buku catatan
"Ah, rasai kini! Rasai! Kami takkan menambah selain
dera pada kalian!"

Para pematuh patih yang akan menuai hasil
Taman-taman dan kebun-kebun anggur
Dan bida-bida muda sepadan
Dan piala kaca penuh minuman
Mereka tak mendengar di sana omong kosong atau dusta

Suatu balasan Tuhan, anugerah pada sepadan
Penyempurna langit dan buana dan segala dalam
kolongnya Sang Pengasih,
tak siapa juga kuasa membuka mulut pada-Nya
Pada hari kapan Ruh bangkit. Bersama malaikat banjar
berderet. Semuanya bungkam! Kecuali siapa
diizinkan Tuhan Sang Pengasih. Dan berkata
tentang kebenaran

Inilah Hari Sebenar Hari. Maka siapa suka, mari
kembali berlindung pada Tuhannya
Benarlah Kami ingatkan kalian pada siksa hampir tiba,
kapan insan jadi saksi segala kerja tangannya
sendiri. Dan berkatalah si kafir mengesah, "Ah!
Sekiranya saja aku kembali jadi tanah!"

Surat An-Naba’ : 1-40
Di Turunkan di Makkah

”Pekabaran” Puitisasi Terjemahan Juz ’Amma
Mohammad Diponegoro

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar