masih bau malam. embun gugur
dari arah kabut subuh
yang berkarat
kita tak nikmati pagi
dan harum kopi
terciprat di pinggir
cangkir porselin
kegegasan yang tak sempat dicatat
kita bosan dengan keringat
dan selalu debu
mendekilkan kerah baju
sajakmu lusuh
manusia massa. delapan sampai lima
seperti lukisan Dali
jam di neon-neon pasi
tak menghasilkan apa-apa
selain sekon-sekon dan ilusi
memajang diri di kaca
melepas dasi
undangan pesta yang sering kita singkiri
joli hari sabat menanti. menanti
Yogya, 1994
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar