PERGUMULAN

Bookmark and Share
Ari Saptaji

sayap-sayap sepi mengibas dari catatan silam
menggetarkan kuncup kembang yang lagi kautanam

dia tahu ini kebun semula hanya debu
tempatnya bercengkrama
dalam kepulan yang tandus dan kelabu

hanya bening wajahmu melelehkan air mata
menyapa kebun yang jenuh pada tanahnya
ya, hanya sapa:
kesetiaan atas cengkeraman
sunyi yang begitu lama

maka ketika dalam jenuhnya tanah meratap
adalah darah
adalah darah

darahmu, ya Nama!
meleleh dari luka tikaman dan pakuan

demikianlah darah membasuh tanah
untuk menanam kembali benih kembang
dari taman kehidupan yang dulu tercuri hilang

ya! kesunyian kebun
kini menggeletar dalam suka cita tunas-tunas muda
dalam nyayian demi nyanyian
adalah juga pergumulan demi pergumulan

antara kerinduan menghijau dan mengembang
mekar dan meyebarkan aroma keharuman
adalah sayap-sayap:
mengembalikan senyap dengan desahnya
meremuk melisutkan dengan badainya

ah, hati yang gemetar, hati yang gemetar!
kenapa lantas hidup serasa gurun berpendar?
pilihan antara tetap berakar atau lenyap terbakar

dan engkau, engkau hanya tersenyum dalam diam
sesungguhnya tak kubiarkan apa yang telah kautanam
dalam cinta, dalam cinta kausaksikan pergumulan kembang

cintamu yang merawat dan menjaga
apa-siapa sanggup menggesermya sejengkal saja?
ya! geletar darah cintamu serasa gelora
: dalam kasih-Ku, bertumbuhlah kau bunga!
sayap-sayap yang angkuh bergetaran
berpasangan musim lalu sudah remuk Kupatahkan!

Yogya, 1990



{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar