Puisi Alam | Kumpulan Puisi Tentang Alam

Bookmark and Share

Puisi Alam atau puisi tentang Alam, ini diambil dari judul-judul puisi yang berhubungan dengan puisi bertema Alam. Masih banyak puisi-puisi lainnya di Blog ini yang bertemakan Puisi tentang alam. Sahabat bisa mencari di kategori Judul/Tema Puisi. Berikut ini adalah beberapa puisi yang bertemakan alam, antara lain. Cikuray, Mount Rhapsodia, Angin Laut, Laut, Laut Yang Ramai dan Pemandangan di Que-Lin.

CIKURAY, MOUNT RHAPSODIA
Jun Nizami

Melewati dadamu, jalan setapak penuh debu. puncak bayangan, dan hutan-hutan yang kupuja menjelma rahasia-rahasia suram. Tiada mata air, meski dingin terus mengalir, ke jantungku.

Sampai di puncakmu, kabut terurai. Edelweis barangkali penawar, bagi sehimpun kelelahan. Dan kepuasan pendaki, barangkali tersimpan, pada sunrise atau sekerat bulan yang manis.

Sampai di puncakmu, cikuray, aku yang gelisah tak henti membaca bintang untuk menentu arah. Sebab jurang-jurang terus menganga, seperti dari dunia dalam hidup yang terluka. Di mana cinta menjelma satu-satunya pelita, juga unggun, atau perapian-perapian yang menyakitkan bagi seseorang dalam kembara.

Cikuray, kediaman di atas awan. Nestapa terbuka, dan bumi seolah-olah tenggelam. Lantas aku, merasa menjadi seorang penumpang:

dari kapal nuh yang diturunkan
dan ditugaskan
dan dibangunkan,
untuk membangun sebuah peradaban.

2011
http://www.kabar-priangan.com/news/detail/1255


ANGIN LAUT
Kuntowijoyo

Perahu yang membawamu
telah kembali
entah ke mana
angin laut mendorongnya ke ujung dunia
Engkau tidak mengerti juga
Duduklah
Ombak yang selalu
pulang dan pergi.
Seperti engkau
mereka berdiri di pantai
menantikan
barangkali
seseorang akan datang dan menebak teka-teki itu.


LAUT
Kuntowijoyo

Siapa menghuni pulau ini kalau bukan pemberani?
Rimba menyembunyikan harimau dan ular berbisa.
Malam membunuhmu bila sekejap kau pejam mata.
Tidak. Di pagi hari kautemukan bahwa engkau
di sini. Segar bugar. Kita punya tangan
dari batu sungai. Karang laut menyulapmu jadi
pemenang. Dan engkau berjalan ke sana.
Menerjang ombak yang memukul dadamu.
Engkau bunuh naga raksasa. Jangan takut.
Sang kerdil yang berdiri di atas buih itu
adalah Dewa Ruci. Engkau menatapnya: menatap dirimu.
Matanya adalah matamu. Tubuhnya adalah tubuhmu.
Sukmanya adalah sukmamu. Laut adalah ruh kita
yang baru! Tenggelamkan rahasia ke rahimnya:
Bagai kristal kaca, nyaring bunyinya.
Sebentar kemudian, sebuah debur
gelombang yang jauh menghiburmu.

Saksikanlah.
Tidak ada batasnya bukan?


LAUT YANG RAMAI
Ayi Jufridar

Laut mendadak ramai
deburan ombak terseret angin
ke tengah samudera itu
sedang di bibir pantai
orang saja menari-nari
Laut mengundang sehamparan gunung samudera
datanglah dari penjuru segala
melihat kami menari
menjelang akhir sodorkan air
ketika tubuh bermandi peluh
tapi jangan suguhkan seudati*)
sebab ia sudah mati

Datang,
datanglah dari penjuru segala
ramaikan laut kami yang sepi
dengan lagumu yang sarat cinta

Lhokseumawe, Juni 2005

*) nama tarian terkenal Aceh



PEMANDANGAN DI QUE-LIN
Husseyn Umar

gunung-gunung dan bukit-bukit hitam
tinggi dan tajam
menjulang menusuk-nusuk awan
air sungai Li berkelok-kelok
bermain-main di celah kaki-kakinya

bilakah sebenarnya
dewa-dewa telah turun dari langit
sempat-sempatnya membuat
pahatan alam yang begini cantik!

1994


{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar