apa yang ditaburkan hujan siang itu, noer?
memerangkap kita: lengkung langit dan ingatan
pada kisi-kisi jendela kamar membingkai mendung.
satu-satu kita berjejak di tanah berpasir
kota ini. dan udara mengalirkan kita ke tempat-tempat
yang barangkali kita sendiri tidak sampai.
tidak mustahil toh. selama kita senantiasa
memandang ke atas. selama napas
menjadi doa. selama langkah dan tawa kita.
(angin lepas, noer. menggoda ke batas cakrawala!)
baiklah. kita akan berjejak di sini. kita akan.
akan ada rumah dan halaman rumput
yang merekam derai hujan siang ini.
Yogya, 1992
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar