Di Sebuah Halte Bis

Bookmark and Share
DI SEBUAH HALTE BIS
Oleh : sapardi Djoko Damono

Hujan tengah malam membimbingmu ke sebuah halte bis
dan membaringkanmu di sana.
Kau memang tak pernah berumah,
dan hujan tua itu kedengaran terengah batuk-batuk dan tampak putih.
Pagi harinya anak-anak sekolah yang menunggu di halte bis itu
melihat bekas-bekas darah dan mencium bau busuk.

Bis tak kunjung datang.
Anak-anak tak pernah bisa sabar menunggu.
Mereka menjadi kesal dan, bagai para pemabok,
berjalan sempoyongan sambil melempar-lemparkan buku
dan menjerit-jerit menyebut-nyebut namamu.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar