Puisi Persahabatan | Mata Hati

Bookmark and Share
Mata Hati
Arsyad Indradi

Apa yang kau harapkan pada kasatmatamu dalam gelap
selain merabaraba atau menghentikan langkahmu

Suatu kali aku menjadi tamu pada sahabatku, kuketuk pintu,
kuucapkan salam. " ( Ia membalas dan menyebut namaku ),
masuklah pintu tak berkunci ". Kami berbincangbincang
Aku menjadi tamu lagi, dengan langkah pelan, kuketuk pintu,
aku tak mengucapkan salam. " ( Ia menyebut namaku),
masuklah pintu tak berkunci ". Kami berbincangbincang
seperti biasanya.
Aku bertamu lagi kali ini kakiku tak beralas
sehingga tak bersuara sedikit pun dan sangat pelan pintu kuketuk.
" (Ia menyebut namaku ), masuklah pintu tak berkunci ".
Banyak yang kami percakapkan.
Lama kami tak bertemu, aku kangen padanya.
Ketika sampai di muka beranda belum lagi naik
( pintu tertutup ) dari dalam sudah ada suara : "
( Menyebut namaku ), kemana saja lama tak bertandang,
masuklah dorong saja pintunya ". Subhanallah
Sahabat tunanetraku duduk di ruang tamu siap dua cangkir kopi.

Banjarbaru,1987

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar